Sejarah Singkat Desa Wano

13 November 2023
Administrator
Dibaca 216 Kali

SEKIRA tahun 1800 Masehi, di Desa Wano, Kecamatan Japara, Kabupaten Kuningan, sudah ada perkampungan yang dikenal Desa Tarikolot. Tarikolot berasal dari kata Tarik dan Kolot, sebuah ungakapan bahasa sunda katarik ku kolot. Memang, dulunya masarakat setempat setempat tidak lama menetap atau tinggal di daerah tersebut, karena secara berangsur pindah ke daerah lain ikut bersama orang tuanya (kolot).

Mengapa demikian? Sebab pada saat itu keadaan di Desa Tarikolot boleh dibilang tidak aman. Pasalnya, nyaris setiap hari perampok memasuki perkampungan, sehingga banyak warga yang memilih untuk pindah ke daerah lain, diantaranya saja ke Desa Singkup yang kini masih wilayah Kecamatan Japara.

Setelah keadaan Desa Tarikolot diangap aman, tak lama kemudian, Tarikolot berubah nama menjadi Desa Wano. Desa Wano sendiri, berasal dari kata Wana, yang artinya hutan. Memang, perkampungan merupakan hutan belantara. Bahkan, sampai sekarang pun keadaan lingkungan Desa Wano masih memerlihatkan keasliannya yakni merupakan desa yang di sekitarnya hutan. Ratusan bahkan ribuan pohon, diantaranya ada yang usianya ratusan tahun, menjadi pemandangan khas Desa Wano.

Kendati tidak diketahui secara pasti, siapa saja yang telah menjadi pucuk pimpinan di Desa Wano, namun yang jelas desa yang luas wilayahnya 109.09 hektar, dengan penduduk 700 jiwa (178 KK), sudah dipimpin oleh lebih dari 12 orang Kuwu dengan masa jabatan yang cukup lama.

Udin Samsudin, mungkin termasuk Kuwu yang ke 12 di Desa Wano yang dipilih masyarakatnya pada 5 Juni 2002. Ada catatan khusus saat mengawali kepemimpinan Kuwu Udin Samsudin. Sebelum dan sesudah dia terpilih, banyak warga yang datang ke rumahnya untuk menyatakan dukungan dan ucapan selamat. Bukan hanya itu, sebab ternyata banyak warga terutama sesepuh desa, yang mengingatkan agar Kuwu Udin tidak membawa cangkul dengan cara dipikul, karena itu merupakan tabu bagi seorang Kuwu Desa Wano.

Memang, sejak dulu dianggap tabu bagi orang yang memegang jabatan kuwu di Desa Wano. Karena dianggap tabu, sampai saat ini tidak ada seorang pun Kuwu Wano yang melanggar ketentuan yang tidak tertulis itu. Hal itu dipercaya masyarakat, bila ketentuan diabaikan dikhawatirkan akan terjadi malapetaka seperti banyak orang meninggal atau bencana lainnya.

Tak ada seorang pun yang tahu persis mengapa hal itu dianggap tabu, namun berdasarkan cerita masyarakat setempat Dulu, pada masa pemeritahan Kuwu pertama di Desa Wano banyak warga yang meninggal. Dalam waktu seminggu, warga yang meninggal tak kurang dari delapan orang. Anehnya, kejadian itu berlangsung setelah warga melihat Kuwu-nya membawa pacul dengan cara dipikul. Sejak itulah berlaku tabu.

SILSILAH KEPEMIMPINAN DESA WANO

No

Nama Kuwu

Tahun

Keterangan

1.

Kuwu Jaksa

Cikal Bakal

Depinitif

2.

Kuwu Boma

Jaman Belanda

Depinitif

3.

Kuwu Terro

Jaman Belanda

Depinitif

4.

Kuwu Jegud

Jaman Belanda

Depinitif

5.

Kuwu Kastara

Jaman Jepang

Depinitif

6.

Kuwu Urif

Jaman Jepang

Depinitif

7.

Kuwu Sastra Atmaja

1945 s/d 1965

Depinitif

8.

Kuwu Suranta

1965 s/d 1973

Depinitif

9.

Kuwu Sukinta

1973 s/d 1984

Depinitif

10.

Kuwu S. Dedi Sunaedi

1984 s/d 1994

Depinitif

11.

Kuwu Suryaman

1994 s/d 2002

Depinitif

12.

Kuwu Udin Syamsudin

2002  s/d 2010

Depinitif

13.

Kuwu Yuseu Hartini *

2010 s/d 2016

Depinitif

14.

Asnadi

2016 s/d 2017

Pejabat Sementara

15

Kirno

2017

Pejabat Sementara

14.

Kuwu Ihin Solihin

2017 s/d 2023

Depinitif

15.

Kuwu Solihin

2023 s/d 2029

Depinitif